Powered By Blogger

Senin, 05 Maret 2018

Komitmen organisasi terhadap Kedisiplinan

BAB 1
Latar Belakang
Komitmen organisasional dan disiplin memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi kerja anggota. dari komitmen anggota yang memiliki ikatan kuat dengan organisasi sehingga menumbuhkan sikap loyalitas dan disiplin dalam mematuhi peraturan organisasi. Oleh karena itu, penumbuhan sikap disiplin dan komitmen sangatlah penting untuk mendorong organisasi lebih baik.
Komitmen organisasi yaitu sebagai salah satu sikap dalam pekerjaan didefinisikan sebagai orientasi seseorang terhadap organisasi dalam arti kesetiaan, identifikasi, dan keterlibatan (Muchlas, 2008). Dalam hal ini, mengidentifikasikan secara khusus organisasi beserta tujuannya dan berharap dapat bertahan sebagai anggota dalam organisasi tersebut (Blau & Global, 1987, dalam Muchlas, 2008). Jadi, yang dimaksud dengan keterlibatan tugas/kerja itu berarti mengidentifikasikan organisasi/perusahaan yang memperkerjakan seseorang (Muchlas, 2008)
Menurut Meyer dan Allen (1991, dalam Soekidjan, 2009), menjelaskan bahwa Komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta barkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut. Sedangkan menurut Ques (1995, dalam Soekidjan, 2009) komitmen merupakan nilai sentral dalam mewujudkan solidaritas organisasi.
Kepatuhan terhadap peraturan secara sadar merupakan modal utama untuk menghasilkan suatu sikap yang positif dan produktif, positif artinya sadar akan tujuan yang akan dicapai, sedangkan produktif mengandung arti selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat. Disiplin kerja ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku anggota. Helmi (1996) berpendapat bahwa fenomena dari sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai inisiatif dan kehendak untuk mentaati peraturan, artinya orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi, tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan, melainkan juga mempunyai kehendak atau niat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi.
Permasalahan yang sering terjadi yang berkaitan dengan disiplin anggota yaitu terlambatan yang membudaya dan minimnya kesadaran diri untuk menjadi panitia dalam acara organisasi, Dibutuhkan penegakan kedisiplinan agar kinerja organisasi semakin baik dan tujuan organisasi akan tercapai. Saydam (dalam Hasanah, 2008) menyatakan bahwa disiplin kerja anggota akan mempercepat pencapaian tujuan perusahaan dan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang (rem) dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan apa yang dikemukakan beberapa ahli di atas, peneliti melihat fenomena yang ada di lembaga IMM komisariat Adolesensi FPP UMM jumpai bahwa nilai-nilai kedisiplinan mulai pudar. Sehingga peneliti melihat rendahnya kesadaran diri dalam keikut sertaan baik itu rapat atau kepanitian, sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh komitmen berorganisasi terhadap kedisiplinan pada anggota lembaga IMM komisariat Adolesensi FPP UMM.
BAB 2
Kajian Pustaka
2.1 Komitmen
Komitmen pada organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2001). Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (dalam Koesmono, 2007) berpendapat bahwa komitmen organisasional adalah tingkat percaya dalam memerima tenaga terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetep ada dalam organisasi tersebut. Mowday yang dikutip Sopiah (2008) menyatakan ada tiga aspek komitmen orgnisasi, yaitu :
a.         Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to.
b.         Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to).
c.         Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to).
2.2 Kedisiplinan
Menurut (Khairul, 1999) kedisiplinan adalah sikap seseorang yang secara sukarela menataati semua peraturan dan norma-norma social yang berlaku dan sadar akan tugas dan tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dapat mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik bukan atas paksaan tetapi adaanya motivasu tertentu pada pegawai tersebut. Pendapat tersebut didukung oleh (Hasibuan, 2000) yang mengatakan kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku.
Disiplin merupakan satu dari berbagai hal penting dalam suatu organisai. Dalam pencapain segala tujuan suatu instansi tentunya dibutuhkan rasa kepedulian yang tinggi dari setiap anggota yang bekerja terhadapa pencapaian. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hasibuan, 2009) yang menyatakan bahwa disilin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusaan, karyawan dan masyarakat.
Begitupula dengan komitmen organisasi, selain disiplin kerja ada komitmen yang tinggi terhadapat organisasi terdapat organisasi dapat membuat pegawai dengan rela menjalankan segala tugas-tugas yang diberikan pada mereka. Apabila karyawan memiliki komitmen yang kurang baik pada instansi, maka akan membuat pegawai tersebut tidak nyaman dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya.
keterlibatan kerja yang tinggi berarti pemihakan seseorang pada pekerjaannya yang khusus, komitmen pada organisai yang tinggi berarti pemihakan pada organisasi yang memperkerjakannya (Robbin, 2001). Karena itu sangat pemting  menanamkan suatu komitmen terhadap organisi agar tercipta disiplin pegawai sehingga segala tujuan yang ingin dicapai oleh instansi dapat tercapai.
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian kali ini akan meneliti mengenai pengaruh komitmen organisasi, terhadap kedisiplinan anggota. Secara skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dituangkan sebagai berikut : 



2.4 Hipotsis
Berdasarkan teori dan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kedisiplinan anggota lembaga IMM komisariat Adolesensi FPP UMM.
BAB 3
Metode dan Pendekatan Penelitian
3.1 Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut :
a.       Variabel Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel lain (variabel dependen). Variabel independen komitmen organisasi.
b.      Variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kedisiplinan.
3.2 Populasi dan Sempel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota lembaga IMM adolesensi fakultas Pertanian dan Perternakan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Rondom Sampling untuk populasi yang telah ditentukan di atas Pengumpulan data diperoleh dengan cara mengirim daftar pertanyaan (kuesioner) secara langsung kepada akuntan pendidik. Dalam penelitian ini disebarkan 70 kuesioner kepada anggota lembaga IMM Adolesensi Fakultas Pertanian dan Perternakan hanya 62 responden yang mengembalikan. Alasan dipilihnya populasi dan lokasi penelitian tersebut karena mengingat setiap keterlibatan acara pada anggota membiasakan telat sehingga keterlambatan sudah membudaya di dalam lembaga tersebut. Laporan absensi tiap ada acara menyatakan keterlambatan anggota lebih dari 15 menit. Berdasarkan data tersebut, apakah ada pengaruh komitmen organisasi terhadap kedisiplinan. Sempel dalam penelitian ini adalah anggota lembaga IMM Adolesensi Fakultas Pertanian dan Perternakan.
3.3 Aspek yang diukur
Adapun beberapa aspek dalam skala 1 yaitu tentang Kedisiplinan sebagai berikut :
NO

ASPEK

INDIKATOR
NOMER ITEM
JUMLAH
%  ITEM
F
UF
1
Ketepatan waktu
Datang keperusahaan tepat waktu tertib dan teratur
1, 3, 19, 20,
2, 4, 12
7
35%
2
Pemanfaatan sarana dan prasarana
Sikap hati-hati dalam mengunakan peralatan
13, 16,
6, 12
4
20%
3
Tanggung jawab
Menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil kerja
9
11
2
10%
4
Ketaatan
Pegawai memakai seragam kantor, mengunakan kartu tanda pengenal/ identitas, membuat ijin bilatidak masuk kantor dan mematuhi peraturan perusahaan
5, 8, 17, 18,
7, 10, 15
7
35%
5
Jumlah
11
9
20
100%
Adapun beberapa aspek dalam skala 2 yaitu tentang Komitmen organisasi sebagai berikut :
NO
ASPEK

NOMER ITEM
JUMLAH
1
Komitmen afektif
Favorialbel
1, 2, 6
3
Unfavorialbel
2, 4, 5
3
2
Komitmen berkesinambung
Favorialbel
7, 8, 9 10, 11, 12
6
Unfavorialbel
-
-
3
Komitmen Normatif
Favorialbel
14, 15, 16, 17, 18
5
Unfavorialbel
13
1

Jumlah

18

3.4 Jenis dan Suber Data    
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu berupa kuesioner. Data diperoleh secara langsung dari responden yang tercatat oleh lembaga IMM Adolesensi sebagai anggota.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendatangi secara langsung ke kegiatan rapat  lembaga IMM Adolesensi dan memberikan kuesioner, yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden. Data yang di ambil peneliti sebanyak 63 responden, lalu responden memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya. Kuesioner dibagikan pada tanggal 27 oktober 2016 kemudian dikumpulkan kembali 2 hari kemudian.
3.6 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat nilai signifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0.05 maka data berditribusi normal
BAB 4
Hasil dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Data
Dalam penelitian ini sebagian polulasi dijadikan responden dibagiakan 70 kuisioner, data yang terkumpul sebanyak 62 kuisioner dianalisis dengan teknik regresi. Adapun variable pertama terdiri dari 20 item pertanyaan dan variable kedua terdiri dari 18 item pertanyaan.
Berdasarkan judul penelitian ini terdiri dari dua variable independen dan variable dependen, yakni pengaruh Motivasi (X) dan kedisiplinan (Y). sempel yang diambil data dalam penelitian ini 63 responden anggota lembaga IMM adolesensi Fakultas Pertanian dan Perternakan. Responden 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar