BAB
1
Latar
Belakang
Komitmen organisasional dan disiplin
memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi kerja anggota. dari
komitmen anggota yang memiliki ikatan kuat dengan organisasi sehingga
menumbuhkan sikap loyalitas dan disiplin dalam mematuhi peraturan organisasi.
Oleh karena itu, penumbuhan sikap disiplin dan komitmen sangatlah penting untuk
mendorong organisasi lebih baik.
Komitmen organisasi yaitu sebagai salah
satu sikap dalam pekerjaan didefinisikan sebagai orientasi seseorang terhadap
organisasi dalam arti kesetiaan, identifikasi, dan keterlibatan (Muchlas,
2008). Dalam hal ini, mengidentifikasikan secara khusus organisasi beserta
tujuannya dan berharap dapat bertahan sebagai anggota dalam organisasi tersebut
(Blau & Global, 1987, dalam Muchlas, 2008). Jadi, yang dimaksud dengan
keterlibatan tugas/kerja itu berarti mengidentifikasikan organisasi/perusahaan
yang memperkerjakan seseorang (Muchlas, 2008)
Menurut Meyer dan Allen (1991, dalam
Soekidjan, 2009), menjelaskan bahwa Komitmen dapat juga berarti penerimaan yang
kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya
serta barkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi
tersebut. Sedangkan menurut Ques (1995, dalam Soekidjan, 2009) komitmen
merupakan nilai sentral dalam mewujudkan solidaritas organisasi.
Kepatuhan terhadap peraturan secara sadar
merupakan modal utama untuk menghasilkan suatu sikap yang positif dan
produktif, positif artinya sadar akan tujuan yang akan dicapai, sedangkan produktif
mengandung arti selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat. Disiplin kerja ditandai oleh berbagai hal yang
menyangkut perilaku anggota. Helmi (1996) berpendapat bahwa fenomena dari sikap
dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai inisiatif dan kehendak
untuk mentaati peraturan, artinya orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang
tinggi, tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan, melainkan juga
mempunyai kehendak atau niat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan
organisasi.
Permasalahan yang
sering terjadi yang berkaitan dengan disiplin anggota yaitu terlambatan yang
membudaya dan minimnya kesadaran diri untuk menjadi panitia dalam acara
organisasi, Dibutuhkan penegakan kedisiplinan agar kinerja organisasi semakin
baik dan tujuan organisasi akan tercapai. Saydam (dalam Hasanah, 2008)
menyatakan bahwa disiplin kerja anggota akan mempercepat pencapaian tujuan
perusahaan dan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang (rem) dan
memperlambat pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan
apa yang dikemukakan beberapa ahli di atas, peneliti melihat fenomena yang ada di
lembaga IMM komisariat Adolesensi FPP UMM jumpai bahwa nilai-nilai kedisiplinan
mulai pudar. Sehingga peneliti melihat rendahnya kesadaran diri dalam keikut
sertaan baik itu rapat atau kepanitian, sehingga peneliti ingin mengetahui
apakah ada pengaruh komitmen berorganisasi terhadap kedisiplinan pada anggota lembaga
IMM komisariat Adolesensi FPP UMM.
BAB
2
Kajian
Pustaka
2.1 Komitmen
Komitmen pada organisasi didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi
tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi
itu (Robbins, 2001). Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (dalam Koesmono,
2007) berpendapat bahwa komitmen organisasional adalah tingkat percaya dalam
memerima tenaga terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetep
ada dalam organisasi tersebut. Mowday yang dikutip Sopiah (2008) menyatakan ada
tiga aspek komitmen orgnisasi, yaitu :
a.
Affective commitment,
yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu
menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini
adalah want to.
b.
Continuance commitment,
adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata
lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa
yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari
komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to).
c.
Normative Commitment,
adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi
keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus
bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk
bertahan dalam organisasi (ought to).
2.2 Kedisiplinan
Menurut (Khairul, 1999) kedisiplinan
adalah sikap seseorang yang secara sukarela menataati semua peraturan dan
norma-norma social yang berlaku dan sadar akan tugas dan tanggung jawab
sehingga pegawai tersebut dapat mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan
baik bukan atas paksaan tetapi adaanya motivasu tertentu pada pegawai tersebut.
Pendapat tersebut didukung oleh (Hasibuan, 2000) yang mengatakan kedisiplinan
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma social yang berlaku.
Disiplin merupakan satu dari berbagai hal
penting dalam suatu organisai. Dalam pencapain segala tujuan suatu instansi
tentunya dibutuhkan rasa kepedulian yang tinggi dari setiap anggota yang
bekerja terhadapa pencapaian. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hasibuan, 2009)
yang menyatakan bahwa disilin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, hal ini mendorong
gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusaan, karyawan dan
masyarakat.
Begitupula dengan komitmen organisasi,
selain disiplin kerja ada komitmen yang tinggi terhadapat organisasi terdapat
organisasi dapat membuat pegawai dengan rela menjalankan segala tugas-tugas
yang diberikan pada mereka. Apabila karyawan memiliki komitmen yang kurang baik
pada instansi, maka akan membuat pegawai tersebut tidak nyaman dengan tugas-tugas
yang dilaksanakannya.
keterlibatan kerja yang tinggi berarti
pemihakan seseorang pada pekerjaannya yang khusus, komitmen pada organisai yang
tinggi berarti pemihakan pada organisasi yang memperkerjakannya (Robbin, 2001).
Karena itu sangat pemting menanamkan
suatu komitmen terhadap organisi agar tercipta disiplin pegawai sehingga segala
tujuan yang ingin dicapai oleh instansi dapat tercapai.
2.3 Kerangka
Pemikiran
Penelitian kali ini akan meneliti mengenai
pengaruh komitmen organisasi, terhadap kedisiplinan anggota. Secara skematis
gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dituangkan sebagai
berikut :
2.4 Hipotsis
Berdasarkan
teori dan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara komitmen organisasi terhadap kedisiplinan anggota lembaga
IMM komisariat Adolesensi FPP UMM.
BAB 3
Metode dan Pendekatan Penelitian
3.1
Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya dalam
penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Variabel
Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel lain (variabel dependen). Variabel independen komitmen
organisasi.
b. Variabel
dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kedisiplinan.
3.2 Populasi dan
Sempel
Populasi dalam penelitian ini adalah
anggota lembaga IMM adolesensi fakultas Pertanian dan Perternakan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Rondom
Sampling untuk populasi yang telah ditentukan di atas Pengumpulan data diperoleh dengan cara
mengirim daftar pertanyaan (kuesioner) secara langsung kepada akuntan pendidik. Dalam penelitian ini
disebarkan 70 kuesioner kepada
anggota lembaga IMM Adolesensi Fakultas Pertanian dan
Perternakan hanya 62
responden yang mengembalikan. Alasan dipilihnya
populasi dan lokasi penelitian tersebut karena mengingat setiap keterlibatan
acara pada anggota membiasakan telat sehingga keterlambatan sudah membudaya di
dalam lembaga tersebut. Laporan absensi tiap ada acara menyatakan keterlambatan
anggota lebih dari 15 menit. Berdasarkan data tersebut, apakah ada pengaruh
komitmen organisasi terhadap kedisiplinan. Sempel dalam penelitian ini adalah
anggota lembaga IMM Adolesensi Fakultas Pertanian dan Perternakan.
3.3 Aspek yang
diukur
Adapun beberapa aspek dalam skala 1 yaitu tentang
Kedisiplinan sebagai berikut :
NO
|
ASPEK
|
INDIKATOR
|
NOMER ITEM
|
JUMLAH
|
% ITEM
|
|
F
|
UF
|
|||||
1
|
Ketepatan waktu
|
Datang keperusahaan
tepat waktu tertib dan teratur
|
1, 3, 19, 20,
|
2, 4, 12
|
7
|
35%
|
2
|
Pemanfaatan sarana dan
prasarana
|
Sikap hati-hati dalam
mengunakan peralatan
|
13, 16,
|
6, 12
|
4
|
20%
|
3
|
Tanggung jawab
|
Menyelesaikan tugas
yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab atas
hasil kerja
|
9
|
11
|
2
|
10%
|
4
|
Ketaatan
|
Pegawai memakai seragam
kantor, mengunakan kartu tanda pengenal/ identitas, membuat ijin bilatidak
masuk kantor dan mematuhi peraturan perusahaan
|
5, 8, 17, 18,
|
7, 10, 15
|
7
|
35%
|
5
|
Jumlah
|
11
|
9
|
20
|
100%
|
Adapun beberapa aspek dalam skala 2 yaitu tentang
Komitmen organisasi sebagai berikut :
NO
|
ASPEK
|
|
NOMER ITEM
|
JUMLAH
|
1
|
Komitmen afektif
|
Favorialbel
|
1, 2, 6
|
3
|
Unfavorialbel
|
2, 4, 5
|
3
|
||
2
|
Komitmen berkesinambung
|
Favorialbel
|
7, 8, 9 10, 11, 12
|
6
|
Unfavorialbel
|
-
|
-
|
||
3
|
Komitmen Normatif
|
Favorialbel
|
14, 15, 16, 17, 18
|
5
|
Unfavorialbel
|
13
|
1
|
||
|
Jumlah
|
|
18
|
3.4
Jenis dan Suber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data primer, yaitu berupa kuesioner. Data diperoleh
secara langsung dari responden yang tercatat oleh lembaga IMM Adolesensi
sebagai anggota.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini diperoleh dengan cara mendatangi secara langsung ke kegiatan rapat lembaga IMM Adolesensi dan memberikan
kuesioner, yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada
responden. Data yang di ambil peneliti sebanyak 63 responden, lalu responden
memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya. Kuesioner
dibagikan pada tanggal 27 oktober 2016 kemudian dikumpulkan kembali 2 hari
kemudian.
3.6 Uji Normalitas
Uji
normalitas dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat nilai signifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang
dihasilkan <
0,05 maka data tidak berdistribusi normal, jika nilai signifikan yang dihasilkan >
0.05 maka data
berditribusi normal
BAB
4
Hasil
dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Data
Dalam
penelitian ini sebagian polulasi dijadikan responden dibagiakan 70 kuisioner,
data yang terkumpul sebanyak 62 kuisioner dianalisis dengan teknik regresi.
Adapun variable pertama terdiri dari 20 item pertanyaan dan variable kedua
terdiri dari 18 item pertanyaan.
Berdasarkan judul
penelitian ini terdiri dari dua variable independen dan variable dependen,
yakni pengaruh Motivasi (X) dan kedisiplinan (Y). sempel yang diambil data
dalam penelitian ini 63 responden anggota lembaga IMM adolesensi Fakultas
Pertanian dan Perternakan. Responden
Tidak ada komentar:
Posting Komentar