Powered By Blogger

Selasa, 08 November 2016

Skizofren Butuh Kehangatan Keluarga




 Skizofren Butuh Kehangatan Keluarga
Apa itu skizofren?? Skizofren istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang di tandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetep terpelihara, walau deficit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (sadock, 2003)
Apa gejala skizofren?? Gejala skizofren secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan. Gejala negative  yaitu alam perasaan (afek) tumpul dan mendata, menarik diri atau isolasidiri dari pergaulan, sedikit kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis, sulit berfikir abstrak dan kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif.
Apa saja tipe-tipe skizofren?? Diagnose skizofren berawal dari Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorder (DSM) yaitu : DSM-III (American Psychiatricc Assosiation, 1980) dan berlanjut dalam DSM-IV (American Psychiatricc Assosiation, 1994 ) dan DSM-IV­-TR (American Psychiatricc Assosiation, 2000 ). Berikut ini adalah tipe skizofren dari DSM-IV­-TR 2000. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dominan yaitu (Davison, 2006) :
Ø Tipe Paranoid
Ciri utama skizofren adalah halusinasi  auditorik dalam konteks terdapat fungsi kognitif dan afektif yang relative masih terjaga. Cirri-cir lainnya  meliputi ansietas, kemarahan, menjaga jarak dan suka berargumentasi dan agresif.
Ø Tipe Disorganized (tidak terorganisir)
Ciri utama skizofren tipe ini adalah pembicaraan kaau, tingkah laku kacau dan afek yang datar atau inappropriate.
Ø Tipe Katatonik
Ciri utama skizofren adalah gangguan pada  psikomotor yang dapat meliputi ketidak bergerakan motorik ( waxy flexibility).  Aktivitas motor yang berlebihan, negativesm yang ekstrim, sama sekali tidak mau bicara dan berkomunikasi (mutism).  Bergerak-gerak tanpa terkendali, mengulang ucapan orang lain (echolalia)  atau tingkah laku orang lain (ehopraxia).
Ø Tipe Undifferentiated
Tipe ini menampilkan perubahan pola symptom-simptom yang cepat menyangkut indikator skizofren.
Ø Tipe Resudual
Tipe ini merupakan  kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofren tetapi mesih memperhatikan gejala-gejala residul atau sisa, sepperti keyakinan negative atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional, dengan gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara social, pikiran-pikiran ganjil, inaktivitas dan afek datar.

Stigma negative yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat yang menggangap bahwa salah satu anggota keluarganya menderita  skizofren merupakan aib bagi keluarga, sehingga penderita disembunyikan bahkan dikucilkan dan tidak tidak dibawa berobat ke dokter karena merasa malu. Di beberapa daerah di Indonesia sebagian penderita  bahkan sampai di pasung atau dikurung di suatu ruangan dalam keadaan terikat tangan dan kakinya (dalam Dadang. H)
Hal ini diperkuat dari keterangan petugas di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, didapatkan gambaran umum tentang pengetahuan dan sikap keluarga klien Skizofren rata-rata masih kurang hal ini ditandai dengan klien yang sudah sembuh  dan dipulangkan ke lingkungan keluarga umumnya beberapa hari, minggu, atau bulan di rumah kembali dirawat dengan alas an prilaku klien tidak diterima oleh keluarga klien selalu diawasi, dilarang keluar, selalu dicurigai klien cenderung terisolasi dari pergaulan dan cenderung menutup diri.(http:/adhyatmanprabowo.wordpree.com)
Kliat (2005) mengemukakan pentingnya peran serta keluarga dalam perawatan jiwa yang dapat dipandang dari berbagai segi :
·         Keluarga merupakan tempat  dimana indivdu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungan.
·        Keluarga merupakan suatu system yang saling bergantung dengan anggota keluarganya.
·        Pelayanan kesehatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup tetapi fasilitas yang hanya membantu kilen dan keluarga sementara.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa salah satu factor pennyebab gangguan jiwa adalah keluuarga yang pengetahuannya kurang.
Orang dengan Skizofren mempunyai tipe masing masing dimana masing masing tipe tidak sama cirri cirinya sehingga perlu adanya penanganan yang berbeda, dalam hal ini saya menekankan bahwa RJS bukan lah tempat orang dengan Skizofren karena RSJ hanya mampu memberikan terapi dengan sedemikian rupa, tetapi kenyamanan dalam keluargalah yang dapat menyembuhkan dan tidak kembali lagi ke RSJ. Peran keluarga juga masyarakat adalah poin utama yang ingin saya angkat. Karena kasih saying dalam keluarga tidak akan bisa digantikan oleh siapapun. Dengan demikian orang dengan skizofren membutuhkan kehangatan keluarga.



Daftar Pustaka
American Psychiatric Association. (2000) Diagnostic And Statistical Manual Of Mental DisorderFourh dition Text Revision, DSM-IV-TR, Arlington, VA : American Psychiatric Association.
Keliat, Ana Budi. 2004. Peran Keluarga Dalam Keperawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta : Depkes RI
Nondyawati, Kiky A. 2015. Jurnal Ilmiah. Hubungan pengatahuan dan sikap dengan motivasi keluarga dalam memberikan dukungan pada klien gangguan jiwa. Universitas Gresik
.http:/adhyatmanprabowo.wordpree.com (diakses tanggal 8 november 2016 pada jam 20.36 WIB)

Rabu, 15 Juni 2016

TES PSIKOLOGI



DAFTAR ISI




Atensi adalah proses mengendalikan informasi yang masuk melalui kesadaran, sedangkan Distraction adalah gangguan lebih tepatnya  yaitu selingan, alat ini digunakan untuk mengukur atensi yang di kombinasi dengan Distraction, dimana alat ini mengukur atensinya dengan menunjukan kecepatan menjawab testee maka diminta untuk rilex dan memperhatikan lampu yang menyala. latar belakang diciptakannya alat tes Attention Distraction ialah bertujuan untuk mengukur tingkat perbedaan atensi seseorang ketika sebelum dan sesudah diberikan gangguan. Karena pada dasarya ateni memberikan banyak keuntungan dalam proses kognitif sehari-sehari.

Rumusan masalah dalam laporan ini adalah:
-          Apa yang dimaksud dengan Attention?
-          Bagaimana atensi dapat berpengaruh apabila diberi Distraction?

Tujuan tes penulisan laporan ini adalah:
-          Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Attention.
-          Mengetahui atensi dapat berpengaruh apabila diberi Distraction.

Menurut Ling &Catling (2012) atensi adalah proses mengendalikan informasi yang masuk melalui kesadaran, yang memiliki kapasitas terbatas dan dapat dikendalikan secara sadar. Sedangkan menurut Solso dkk. (2007) atensi didefinisikan sebagai pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek stimultan atau sekelompok pikiran. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain sehingga seseorang dapat menangani objek tertentu secara efektif.
Atensi mempunyai dua sistem, pertama ialah sistem atensi anterior atau menghadap ke depan (mengarah kepada jaringan atensi) yang terletak di dalam lobus frontalis. Sistem atensi anterior ini aktif pada saat seseorang melakukan tugas-tugas yang memerlukan kesadaran. Dan sistem yang kedua, ialah sistem atensi posterior atau menghadap ke belakang (membelakangi jaringan atensi) yang terletak di dalam lobus parietalis, seporsi talamus,dan sejumlah wilayah otak tengah yang berkaitan dengan gerakan mata (Ibid., h. 98.)

Jadi dapat disimpulkan Atensi (perhatian) merupakan konsentrasi usaha mental terhadap informasi sensori dan peristiwa mental, sehingga dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu proses penyaringan. Atensi memiliki beberapa teori yang dapat menjelaskan, yaitu ‘TeoriKapasitas’. Teori kapasitas muncul setelah terdapat hipotesis bahwa dibutuhkan usaha mental (kapasitas) yang lebih untuk seleksi pengenalan pola berikut nyadari pada untuk seleksi sebelum pengenalanpola (Reed, 2011).
Model kapasitas berasumsi bahwa seseorang memiliki control atasa lokasi penggunaan kapasitas (aktivitas mental) untuk melakukan tugas yang berbeda. Contoh dari model kapastias misalnya kita terbiasa menyetir sambil bersenandung/bernyanyi, padasaat yang sama (kedua aktivitas tersebut tidak melebihi kapasitas yang kita miliki). Namun ketika lalu lintas sangat padat dan menuntut keterampilan yang lebih dalam berkendara, maka akan lebih baik jika kita berkonsentrasi pada berkendara saja dan tidak mencoba membagi perhatian padahal lain. Jadi dapat disimpulkan dalam model kapasitas, gangguan tidak bersifat khusus dan bergantung pada tuntutan total atas suatu tugas (Reed, 2011).

Attention Distraction merupakan salah satu alat tes dalam psikolgi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat Attention seseorang. Dengan tes ini kita dapat mengetahui apakah atensi seseorang akan mengalami perubahan ketika diberi gangguan.
a.      Attention Distraction
-          Jenis : Nyalalampu (Visual)
-          Bahan: Lampu, Kabel, KotakBesi
b.      Panel Respon
-          Jumlah lampu : 36 buah bola lampu
c.       Panel Stimulus
-          Layar penunjuk jumlah lampu yang dinyalakan;
-          Layar penunjuk waktu respon (00:00:00:00);
-          Pemutar untuk menentukan jumlah yang ingin dinyalakan;
-          Tombol-tombol on/off,tombol gangguan,tombol reset.
a.       Testee diminta untuk duduk menghadap alat tes.
b.      Tester menghidupkan alat tes dengan menekan tombol on/off.
c.       Tester akan mengatur jumlah lampu yang akan menyala (percobaan 1).
d.      Testee diminta untuk menghitung jumlah lampu yang menyala.
e.       Tester akan menekan tombol gangguan dan mengatur jumlah lampu yang akan menyala (percobaan 2)
f.       Testee hanya diminta untuk menghitung jumlah lampu yang menyala tetap.
Dalam menggunakan alat ini, kecepatan testee menghitung akan muncul pada layar penunjuk waktu, dan tugas eksperimenter adalah melihat seberapa cepat testee menghitung lampu yang menyala sebelum diberi gangguan dan setelah diberi gangguan.



Percobaan
Waktu  Reaksi
Observasi
Observasi Umum
1 (normal)
00:00:02:06
Tegang, Fokus.
Kaki menyilang,
Tangan bergerak
-gerak.
Jari mengetuk-
ngetukmeja.

2 (gangguan)
00:00:04:06
Tegang, Gelisah. Tannganpindahkedagu.

Kelebihan dalam praktikum ini pelaksaan praktikum Attention Distraction dilakukan dengan cepat karena hanya melaku kantesdua kali saja, yang pertama melakukan tes dengan tanpa ada “gangguan” dan yang kedua melakukan tugas dengan adanya “gangguan”.
Kekurangan dalam praktikum ini dalam pelaksanaan tester kurang menanyakan identitas testee, testee melakukan tes dengan keadaan tegang kurang rilex, tidak adanya hasil lanjutan dari percobaan testee Attention Distraction.



Attention Distraction merupakan salah satu alat tes dalam psikologi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat Attention seseorang. Dengan tes ini kita dapat mengetahui apakah atensi seseorang akan mengalami perubahan ketika diberi gangguan. Setelah melakukan uji coba diperoleh data danter dapat perbedaan kecepatan dalam menjawab, gangguan dapat mempengaruhi Attention Distraction seseorang dalam menjawab.

Dengan beberapa kesalahan yang ada maka diharapkan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam menyampaikan maksud dan tujuan dalam praktikum, agar testee mengerti tentang apa yang seharusnya dilakukan.



Ling, Jonathan & Jonathan Catling. 2012. PsikologiKognitif. Jakarta: Erlangga.
Reed, K. Stephen. 2011. Kognisi: TeoridanAplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Robert J. Sternberg, Psikologi Kognitif Edisi Keempat, (judul asli: Cognitive Psychology,Fourth Edition), terj. Yudi Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008., h.58.